Wah, gmana caranya ??
Istiqamah artinya teguh hati, taat
asas, atau konsisten. Meskipun tidak semua orang bisa bersikap istiqamah, namun
memeluk agama, untuk memperoleh hikmahnya secara optimal, sangat memerlukan
sikap itu. Allah menjanjikan demikian: "Dan seandainya mereka itu bersikap
istiqamah di atas jalan kebenaran, maka pastilah Kami siramkan kepada mereka
air yang melimpah." (QS. Al-Jinn/72:16). Air adalah lambang kehidupan dan
lambang kemakmuran. Maka Allah menjanjikan mereka yang konsisten mengikuti
jalan yang benar akan mendapatkan hidup yang bahagia.
Tentu saja keperluan kepada sikap
istiqamah itu ada pada setiap masa, dan mungkin lebih-lebih lagi diperlukan di
zaman modern ini. Karena kemodernan (modernitas, modernity) bercirikan
perubahan. Bahkan para ahli menyebutkan bahwa kemodernan ditandai oleh
"perubahan yang terlembagakan" (institutionalized change). Artinya,
jika pada zaman-zaman sebelumnya perubahan adalah sesuatu yang "luar
biasa" dan hanya terjadi di dalam kurun waktu yang amat panjang, di zaman
modern perubahan itu merupakan gejala harian, dan sudah menjadi keharusan.
Lihat saja, misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
teknologi microchip (harfiah: kerupuk kecil) dalam teknologi elektronika. Siapa
saja yang mencoba
bertahan pada suatu bentuk produk, baik dia itu produsen atau konsumen, pasti akan tergilas dan merugi sendiri. Karena itulah maka "Lembah Silikon" atau Silicon Valley di California selalu diliputi oleh ketegangan akibat kompetisi yang amat keras.
bertahan pada suatu bentuk produk, baik dia itu produsen atau konsumen, pasti akan tergilas dan merugi sendiri. Karena itulah maka "Lembah Silikon" atau Silicon Valley di California selalu diliputi oleh ketegangan akibat kompetisi yang amat keras.
Adanya kesan bahwa "perubahan
yang terlembagakan" itu tidak memberi tempat istiqamah adalah salah.
Kesalahan itu timbul antara lain akibat persepsi bahwa istiqamah mengandung
makna yang statis. Memang istiqamah mengandung arti kemantapan, tetapi tidak berarti
kemandekan.
Melainkan lebih dekat kepada arti stabilitas yang dinamis. Dapat
dikiaskan dengan kendaraan bermotor: semakin tinggi teknologi suatu mobil,
semakin mampu dia melaju dengan cepat tanpa guncangan. Maka disebut mobil itu
memiliki stabilitas atau istiqamah. Dan mobil disebut dengan stabil bukanlah
pada waktu ia berhenti, tapi justru ketika dia melaju dengan cepat.
Maka begitu pula dengan hidup di
zaman modern ini. Kita harus bergerak, melaju, namun tetap stabil, tanpa goyah.
Ini bisa saja terwujud kalau kita menyadari dan meyakini apa tujuan hidup kita,
dan kita dengan setia mengarahkan diri kepadanya, sama dengan mobil yang stabil
terus melaju ke depan, tanpa terseot ke kanan-kiri. Lebih-lebih lagi,yang
sebenarnya mengalami "perubahan yang terlembagakan" dalam zaman
modern ini hanyalah bidang-bidang yang bersangkutan dengan "cara"
hidup saja, bukan esensi hidup
itu sendiri dan tujuannya. Ibarat perjalanan Jakarta-Surabaya, yang mengalami perubahan hanyalah alat transportasinya, mulai dari jalan kaki, sampai naik pesawat terbang. Tujuannya sendiri tidak terpengaruh oleh "cara" menempuh perjalanan itu sendiri.
itu sendiri dan tujuannya. Ibarat perjalanan Jakarta-Surabaya, yang mengalami perubahan hanyalah alat transportasinya, mulai dari jalan kaki, sampai naik pesawat terbang. Tujuannya sendiri tidak terpengaruh oleh "cara" menempuh perjalanan itu sendiri.
Maka ibarat mobil yang stabil yang
mampu melaju dengan cepat, begitu pula orang yang mencapai istiqamah tidak akan
goyah, apalagi takut, oleh lajunya perubahan. Dia hidup dinamis, berjalan di
atas kebenaran demi kebenaran, untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan, sang
Kebenaran Mutlak dan Abadi. Dan kesadaran akan hidup menuju Tuhan itulah yang
akan memberi kebahagiaan sejati sesuai janji Tuhan di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar